Perubahan Fisik Dan Anatomi Pada Ibu Hamil Yang Normal
Tuesday, January 08, 2019
Add Comment
Perubahan Fisik Dan Anatomi Pada Ibu Hamil |
Salam sehat sobat nutrielife. Perubahan fisiologi dan anatomi ibu hamil pada organ-organ sistem reproduksi dan organ-organ sistem tubuh lainnya sangat dipengaruhi akibat kadar hormone yang berfluktuasi selama masa kehamilan. Secara umum, perubahan-perubahan hormone tersebut dipengaruhi oleh empat aktivitas sebagai berikut.
- Pembuahan/fertilisasi, yaitu bertemunya ovum (sel telur) dengan spermatozoa.
- Pembelahan sel, yaitu hasil dari pembuahan menghasilkan zigot.
- Nidasi/implantasi zigot, yaitu penempelan zigot pada dinding Rahim.
- Pertumbuhan dan perkembangan zigot dalam Rahim, membentuk embrio, janin, dan bakal individu baru.
Perubahan Pada Trisemester I
1. Sistem Reproduksi
- Vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan akibat hipervaskularisasi.
- Mukosa vagina (lapisan kulit dalam) menjadi lebih tebal karena hormone kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi.
- pH akan menjadi lebih asam (sekitar pH 4) sehingga lebih rentan infeksi.
- Serviks mengalami perubahan menjadi lebih lunak dan kebiruan akibat hormone estrogen.
- Uterus atau Rahim akan membesar karena peningkatan vaskularisasi pembuluh darah.
- Payudara akan menjadi lebih besar dan tegang, lebih hitam, lebih penuh, lebih sensitive dan lebih mudah geli serta lebih berat karena hiperpigmentasi.
- Produksi hormone estrogen plasenta akan terus meningkat selama kehamilan. Pada akhir kehamilan dapat mencapai 100 kali lebih banyak dari awal kehamilan.
- Produksi hormone progesterone lebih banyak dibandingkan estrogen.
- FSH dan LH akan sangat rendah selama kehamilan karena ditekan oleh estrogen dan progesterone.
- Kebutuhan oksigen ibu hamil akan meningkat karena percepatan laju metabolic tubuh.
- Beberapa wanita kadang mengalami diapneu (kesulitan bernafas) saat istirahat akibat peningkatan volume nafas satu menit yang disebut juga hiperventilasi kehamilan.
- Pada masa awal kehamilan, kandung kemih akan tertekan oleh uterus atau Rahim yang membesar, hal ini mengakibatkan bumil sering ingin pipis.
- Ginjal pada masa kehamilan akan menjadi lebih besar dengan pertambahan panjang mencapai 1 – 1,5 cm karena ginjal peningkatan aliran plasma ginjal dan akibat hormone maternal.
- Mungkin bumil akan mengalami rasa tidak nyaman pada uluh hati akibat perubahan posisi lambung dan aliran balik asam lambung ke esophagus bagian bawah.
- Bumil juga akan sering mual muntah karena adanya hormone HCG. Bila mual muntah terjadi pada pagi hari biasanya disebut morning sickness.
- Bumil juga sangat normal jika mengalami ngidam makanan, hal ini berkaitan dengan kekurangan sel darah merah (anemia).
- Bumil mudah mengalami anemia fisiologis, hal ini juga memicu rasa ngidam.
- Pada masa awal kehamilan, tekanan darah bumil juga umumnya turun.
Perubahan Pada Trisemester II
1. Sistem Reproduksi
- Pada trisemester II, bumil akan mengalami peningkatan hasrat seksual akibat peningkatan vaskularisasi pada vagina dan visera panggul.
- Peningkatan kongesti ditambah relaksasi dinding pembuluh darah dan uterus perlu sobat waspadai karena dapat mengakibatkan oedema dan varises vulva.
- Terkadang, beberapa bumil sering mengeluh karena mengeluarkan cairan pervaginam yang lebih banyak dari biasanya, hal ini dikarenakan kelenjar serviks berfungsi lebih.
- Besar uterus atau Rahim pada usia kehamilan 16 minggu umumnya kira-kira sebesar kepala bayi.
- Bumil mungkin akan merasakan nyeri akibat kontraksi pada uterus yang berusaha meningkatkan aliran darah dan oksigen ke Rahim.
- Plasenta mulai terbentuk pada trisemester II, tepatnya minggu ke 16.
- Pada periode ini, biasanya payudara sudah dapat mengeluarkan cairan putih agak jernih yang disebut kolostrum. Selain itu payudara atau mammae akan lebih besar dan penuh, namun pengeluaran ASI masih terhambat sampai kadar estrogen turun.
- Hormon estrogen dan progesterone semakin meningkat dan menghambat pembentukan FSH dan LH.
- Bumil mungkin akan sering mengeluhkan sesak nafas karena adanya penurunan tekanan CO2 sehingga perlu meningkatkan usaha bernafas.
- Pada trisemester II ini, keluhan sering buang air kecil akan berkurang karena uterus sudah keluar dari rongga panggul.
- Sobat perlu waspada juga, karena peningkatan vaskularisasi membuat mukos kandung kemih menjadi mudah lukan dan berdarah.
- Bumil mungkin akan mengalami gejala perut kembung akibat tekanan uterus yang kian membesar.
- Penyakit wasir juga perlu diwaspadai karena resiko terkena penyakit ini sering terjadi pada bumil trisemester II.
- Tekanan darah akan perlahan naik kembali setelah turun pada trisemester I
- Kebutuhan sirkulasi darah akan meningkat, karena yang awalnya hanya untuk kebutuhan tubuh ibu, pada trisemester II ini kebutuhan sirkulasi darah juga disuplai ke janin.
Perubahan Pada Trisemester III
1. Sistem Reproduksi
- Dinding vagina akan mengalami banyak perubahan sebagai persiapan untuk mengalami peregangan pada saat persalinan. Seperti dinding mukosa menebal, jaringan ikat mengendur, dan hipertrofi pada sel otot polos.
- Perubahan tersebut juga menyebabkan dinding vagina menjadi lebih panjang.
- Pada perut akan timbul “Lingkaran Retraksi Fisiologis Dinding Uterus” yang menjadi batas jelas antara Rahim bagian atas yang lebih tebal dan bagian bawah yang lebih tipis.
- Pada usia kehamilan mendekati 9 bulan, merupakan hal yang normal jika sering terjadi kontraksi pada Rahim yang cukup sulit dibedakan dengan gejala persalinan.
- Produksi hormone estrogen akan turun setelah melahirkan, dan ASI sudah bisa dikeluarkan.
- Kelenjar adrenal (penghasil hormone adrenalin) akan mengecil, sedangkan hormone testosterone dan kortisol akan meningkat.
- Pada usia kehamilan 32 minggu, usus-usus dapat tertekan oleh uterus yang semakin membesar kearah diafragma. Hal tersebut mengakibatkan diafragma tidak leluasa bergerak, sehingga bumil akan sedikit kesusahan bernafas.
- Pada trisemester III ini, kepala bayi sudah turunke rongga panggul dan menekan kandung kemih, sehingga bumil akan merasakan sering ingin pipis.
- Selain itu, pelvis dan ureter juga akan dapat menampung urine lebih banyak.
- Seiring dengan membesarnya uterus, posisi lambung dan usus akan sedikit bergeser, begitu pula dengan posisi appendiks yang kana bergeser kearah atas dan lateral.
- Volume darah dapat meningkat hingga 25% dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu.
Demikian infromasi kesehatan mengenai perubahan fisik dan anatomi pada ibu hamil. Bila diantara sobat sekalian mengalami beberapa gejala tersebut, sebaiknya tidak terlalu berpikiran negatif. tanamkan dalam pikiran kita bahwa itu semua merupakan gejala normal pada masa kehamilan, sehingga sobat bumil tidak merasa cemas dan stres. Nikmatilah proses kehamilan, agar kita semakin kuat dan memahami betapa beratnya dan mulianya menjadi seorang ibu. Kunjungi terus situs nutrielife.com sebagai referensi terpercaya berbagai permasalahan kesehatan untuk sobat dan keluarga. Salam sehat - nutrielife.com.
0 Response to "Perubahan Fisik Dan Anatomi Pada Ibu Hamil Yang Normal"
Post a Comment